Tak cuma sate Ambal atau Lanting, namun Kebumen juga
punya menu lain yang khas dan banyak dicari, namanya nasi penggel. Nasi penggel adalah makanan khas
Kebumen, sebab selama ini saya belum pernah menemui nasi penggel di wilayah
lain di Jawa Tengah. Nasi penggel adalah nasi dengan lauk kikil dan sayur gori
–nangka muda– yang dimasak dengan santan dan daun ubi. Sekilas mungkin mirip
gudeg. Tapi rasanya asin, gurih dan disajikan dengan kuah yang kimplah-kimplah –banyak–, atau sesuai selera anda.
Yang unik
dari nasi penggel ini adalah bentuk nasinya yang menyerupai nasi kepal. Nasi
pada nasi penggel dibentuk bulat-bulat sebesar bola ping-pong. Untuk satu porsi
biasanya berisi 7 hingga 8 bulatan. Sayur gori dan kikil menjadi
pasangan nasi penggel. Kikil sapi dimasak dengan bumbu kuning dan dipotong
besar sebesar kikil di restoran Padang. Tapi jangan khawatir, sebab kikil
direbus hingga lunak. Walhasil anda tidak akan repot saat mengkonsumsinya.
Biasanya makan nasi penggel akan lebih nikmat dengan tempe mendoan.
Sayangnya,
nasi penggel tidak sepopuler sate Ambal dan Lanting, makan khas Kebumen
lainnya. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, nasi penggel tidak bisa
didapatkan setiap saat dan setiap waktu. Pedagangnya terbatas. Sejauh yang saya
tahu, di Kebumen hanya ada tiga lokasi penjualan nasi penggel. Yaitu di
alun-alun kota (depan mesjid agung Kebumen), di Tembana dan Pejagoan.
Sebagai minumannya, sang pedagang biasanya menyediakan
teh tawar hangat untuk menemani santapan nasi penggel ini atau akan lebih
nikmat jika ditemani segelas teh manis atau es jeruk. Di Kebumen, nasi penggel
dijual dengan harga sekitar Rp. 4.000 hingga Rp. 10.000 seporsinya, tergantung
lauk tambahan apa yang dipilih. Biasanya, penjual nasi penggel menyediakan aneka lauk
yang bisa dipilih, seperti tempe mendoan, tahu, telur, juga kerupuk dan
rempeyek. Mantap!
Saya
membayangkan andaikata nasi penggel Kebumen bisa sepopuler nasi gudeg atau nasi
Padang, pasti membanggakan sekali. Rasanya nelangsa ketika anak-anak yang lebih
muda atau bahkan ada warga Kebumen yang tidak mengenal nasi penggel. Mereka
lebih mengenal bakso, mie ayam atau jenis makanan cepat saji yang kini mulai
menyerbu Kebumen sehingga nasi penggel kurang popular di daerah asalnya. Jika
di daerah asalnya saja nasi penggel tidak popular maka bagaimana mungkin daerah
lain akan mengenal. Jadi, yuk mari kawan, kita lestarikan kuliner khas daerah.
Jika bukan kita, siapa lagi?